CABANG-CABANG ILMU AL
QUR’AN & AL- HADIST
KELOMPOK
:
DISUSUN
OLEH :
MILA MAWARNI (13480002)
M. RAKA AMANTANA (13480009)
JUMRATUL AIDA (13480012)
WIDURI (13480016)
UIN
SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI
PGMI/A
2013
BAB
I
(PENDAHULUAN)
(PENDAHULUAN)
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ulumul
Hadis adalah satu bidang ilmu yang
penting didalam Islam. Ulumul
Hadis merupakan ilmu yang membahas tentang hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. yang
bersumber dari ajaran Islam. Fungsi
Hadits itu sendiri adalah penjelas dan penafsir terhadap ayat-ayat Al-Quran
yang bersifat umum. Sehingga antara ulumul hadist dan ulumul qur’an sangat
penting untuk kita pelajari.Dengan kita mempelajri ilmu-ilmu tersebut kita bisa
mengetahui bagaimana hadis yang dapat diterima dan tidak diterima.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
saja cabang-cabang ilmu al-quran ?
2.
Apa
saja cabang-cabang ilmu al-hadits ?
3.
Apa
tujuan dari cabang-cabang ilmu al-quran ?
4.
Apa
tujuan dari cabang-cabang ilmu al-hadits ?
C. TUJUAN
1.
Dapat
mengetahui cabang-cabang al-quran dan pengertiannya.
2.
Dapat
mengetahui cabang-cabang al-hadits dan pengertiannya.
3.
Dapat
mengetahui tujuan dari cabang-cabang ilmu al-quran.
4.
Dapat
mengetahui tujuan dari cabang-cabang ilmu al-hadits.
BAB
II
(PEMBAHASAN)
(PEMBAHASAN)
CABANG-CABANG
ILMU AL QUR’AN dan HADITS
A. CABANG-CABANG ILMU AL QUR’AN
1. Ilmu Riwayah,
yaitu
ilmu-ilmu yang hanya dapat diketahui melalui jalan riwayat,seperti
bentuk-bentuk qiraat, tempat-tempat turunnya Al-Qur'an, waktu-waktu turunnya,
dan sebab-sebab turunnya
2. Ilmu Dirayah,
yaitu ilmu-ilmu
yang diketahui melalui perenungan, berpikir, dan penyelidikan, seperti
mengetahui pengertian lafal yang gharib, makna-makna yangmenyangkut hukum,
penafsiran ayat-ayat yang perlu ditafsirkan.
Menurut T.M
Hasbi Ash-Shiddieqy, ada tujuh belas ilmu-ilmu Al-Qur'an yang terpokok:
a. Ilmu
Mawathin al-Nuzul
Ilmu ini
menerangkan tempat-tempat turun ayat,
masanya, awalnya, dan akhirnya.
b. Ilmu
tawarikh al-Nuzul
Ilmu ini
menjelaskan masa turun ayat dan urutan turunnya satu persatu,
dari permulaan sampai akhirnya serta urutan turun surah dengan sempurna.
c. Ilmu
Asbab al-Nuzul
Ilmu ini
menjelaskan sebab-sebab turunnya ayat.
d. Ilmu
QiraatI
Ilmu ini
menerangkan bentuk-bentuk bacaan Al-Qur'an yang telah diterima dari RasulSAW.
Ada sepuluh Qiraat yang sah dan beberapa macam pula yang tidak sah.
e. Ilmu
Tajwid
Ilmu ini
menerangkan cara membaca Al-Qur'an dengan baik. Ilmu ini menerangkandi mana
tempat memulai, berhenti, bacaan panjang dan pendek, dan sebagainya.
f. Ilmu
Gharib Al-Qur'an
Ilmu ini
menerangkan makna kata-kata yang ganjil dan tidak terdapat dalam kamus-kamus
bahasa Arab yang biasa atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari.
Ilmuini berarti menjelskan makna kata-kata yang pelik dan tinggi.
g. Ilmu
I'rab Al-Qur'an
Ilmu ini
menerangkan baris kata-kata Al-Qur'an dan kedudukannya dalam susunankalimat.
h. Ilmu
Wujuh wa al-Nazair
Ilmu ini
menerangkan kata-kata Al-Qur'an yang mengandung banyak arti danmenerangkan
makna yang dimaksud pada tempat tertentu.
i.
Ilmu Ma'rifah al-Muhkam wa al-Mutasyabih
Ilmu ini
menjelaskan ayat-ayat yang dipandang muhkam (jelas maknanya) dan
yangmutasyabihat (samar maknanya, perlu ditakwil).
j. Ilmu Nasikh wa al-Mansukh
Ilmu ini
menerangkan ayat-ayat yang dianggap mansukh (yang dihapuskan) olehsebagian
mufassir.
k. Ilmu
Badai' Al-Qur'an
Ilmu ini
bertujuan menampilkan keindahan-keindahan Al-Qur'an dari sudut kesusastraan,
keanehan-keanehan, dan ketinggian balaghahnya.
l. Ilmu I'jaz Al-Qur'an
Ilmu ini menerangkan kekuatan susunan dan
kandungan ayat-ayat Al Qur'an
sehingga dapat membungkam para sastrawan Arab.
m. Ilmu
Tanasub Ayat Al-Qur'an
Ilmu ini
menerangkan persesuaian dan keserasian antara suatu ayat dan ayat yang didepan
dan yang dibelakangnya.
n. Ilmu
Aqsam Al-Qur'an
Ilmu ini
menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah Tuhan yang terdapat dalamAl-Qur'an.
o. Ilmu
Amtsal Al-Qur'an
Ilmu ini
menerangkan maskud perumpamaan-perumpamaan yang dikemukan Al-Qur'an.
p. Ilmu
Jidal Al-Qur'an
Ilmu ini
membahas bentuk-bentuk dan cara-cara debat dan bantahan Al-Qur'an yang
dihadapkan kepada kamu Musyrik yang tidak bersedia menerima kebenaran dari
Tuhan.
q. Ilmu Adab
Tilawah Al-Qur'an
Ilmu ini
memaparkan tata-cara dan kesopanan yang harus diikuti ketika membaca Al-Qur'an.
Ramli Abdul
Wahid menambahkan ilmu tafsir sebagai bagian dari Ulumul Qur'an .Ilmu tafsir
berfungsi sebagai alat untuk mengungkap isi dan pesan yang terkandungdalam
ayat-ayat al-Qur'an. Menurunya, Ulumul Qur'an lebih umum dari ilmu
tafsir karena Ulumul Qur'an ialah segala ilmu-ilmu yang mempunyai hubungan
dengan Al-Qur'an. Ilmu tafsir tidak kurang penting dari ilmu-ilmu tersebut di
atas, terutamasetelah berkembang dengan menampilkan berbagai metodologi, corak,
dan alirannya.Pintu ilmu ini selalu terbuka kepada setiap ulama yang datang
kemudian untuk memasuki persoalan-persoalan yang belum terjamah para ulama
terdahulu karenafaktor-faktor tertentu.
B. CABANG-CABANG ILMU HADITS
1. Ilmu Rijal Al Hadits
علم يبحث فيه
عن رواة الحديث من الصحابة والتابعين ومن بعدهم
Artinya:
"Ilmu yang membahas tentang
kaadaan para perawi hadis, baik dari sahabat, tabi'in, maupun dari angkatan
sesudahnya."
Ilmu yang membahas tentang
hal keadaan para perawi hadits dan biografinya dari segi kelahiran dan
kewafatan mereka, siapa guru-gurunya atau dari siapa mereka menerima sunnah dan
siapa murid-muridnya atau kepada siapa mereka menyampaikan periwayatan hadits,
baik dari kalangan sahabat, tabi’in, dan tabi’tabi’in.
Tujuan ilmu ini adalah
untuk mengetahui muthasil atau tidaknya sanad suatau hadits. Maksud
persambungan sanad adalah pertemuan langsung apakah perawi berita itu
bertemu langsung dengan gurunya atau pembawa berita ataukah tidak atau hanya
pengakuan saja. Semua itu dapat dideteksi dengan ilmu ini.
2. Ilmul
Jarh Wa Takdil
Ilmu Jarhi Wat Takdil, pada hakekatnya merupakan suatu bagian dari ilmu
rijalil hadis. Akan tetapi, karena bagian ini dipandang sebagai yang terpenting
maka ilmu ini dijadikan sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Yang dimaksud dengan
ilmul jarhi wat takdil ialah:
علم يبحث فيه
عن جرح الرواة وتعديلهم بألفاظ مخصوصة وعن مراتب تلك الألفاظ
Artinya:
"Ilmu yang menerangkan
tentang catatan-catatan yang dihadapkan pada para perawi dan tentang
penakdilannya (memandang adil para perawi) dengan memakai kata-kata yang khusus
dan tentang martabat-martabat kata-kata itu"
Ilmu
ini membahas tentang al-jarh atau at-ta’dil seorang perawi dengan
menggunakan ungkapan kata-kata tertentu dan memiliki hirarki tertentu. Nilai
kadar cacat atau keadilan dituangkan dalam berbagai buku Al-Jarh wa At-Ta’dil
berdasarkan hasil observasi dan pengamatan, penelitian, seseorang yang telah
tahu persis tentang persoalan ini berdasarkan fakta dan data akurat.
Tujuan
ilmu ini untuk mengetahui nilai-nilai keadilan, kecacatan, dan atau kedhabitan
seseorang perawi hadits. Jika sifatnya adil dan dhabit maka haditsnya dapat
diterima sebagai hadits yang shahih dan jika cacat tidak ada keadilan dan
kedhabitan maka haditsnya tertolak.
3. IImu
Illail Hadis
علم يبحث فيه
من اسباب غامضة خفية قادحة في صحة الحديث
Artinya:
Ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang tersembunyi, tidak nyata, yang dapat
mencacatkan hadis.
Ilmu yang membahas tentang
sebab-sebab yang samar yang membuat kecacatan keshahihan hadits, seperti
me-waslah-kan hadits yang munqathu’ dan memarfu’kan hadist yang mauquf,
memasukan suatu hadist ke hadist yang lain. Ilmu ini adalah salah satu dari
ulum Al-Hadist yang paling utama, kareana ‘ilal Al-Hadits ini tidak dapat
terungkap kecuali oleh para ulama yang memiliki ke ilmuan yang sempurna tentang
tingkatan para perawi dan memiliki indra yang kuat tentang matan dan sanad.
Tujuan mempelajari ilmu
ini adalah untuk mengetahui siapa diantara periwayat hadits yang terdapat illat
dalam periwayatannya, dalam bentuk apa dan dimana illat tersebut itu terjadi
dan pada sanad atau pada matan.
4. Ilmu
nasih wal mansuh
علم يبحث فيه
عن الناسخ والمنسوخ من الحديث
Artinya:
"ilmu yang menerangkan hadis-hadis yang sudah dimansuhkan dan yang
menasihkannya. "
Ilmu yang membahas
hadits-hadits yang kontradiktif yang tidak mungkin dikompromikan, maka salah
satunya yang datangnya belakangan sebagai nasikh dan yang lain datangnya
duluan sebagai mansukh. Misalnya transaksi nikah kontrak,dilarangnya
beziarah kubur dan membekam.
Tujuan mempelajari ilmu
ini untuk mengetahui alasan salah satu proses hukum yang dihasilkan dari hadi
dalam bentuk nasikh mansukh dan mengapa terjadi nasikh mansuhk.
5. Ilmu
Asbabi Wuruddil Hatdis,
علم يعرف به
السبب الذي ورد لأجله الحديث والزمان الذي جاء فيه
Artinya:
"Ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi yang menurunkan sabdanya dan
masa-masanya Nabi menurunkan itu."
Ilmu yang menjelaskan
tentang sebab-sebab datangnya hadits, latar belakang dan waktu terjadinya.
Misalnya: datangnya suatu hadits karena Nabi ditanya oleh seorang sahabat
tentang suatu masalah yang sulit baginya.
Tujuan mengetahui ilmu
ini, mengetahui sebab-sebab dan latar belakang munculnya suatu hadits, sehingga
dapat mendukung dalam pengkajian makna hadist yanng dikehendaki.
6. Ilmu
Talfiqil Hadis
عام يبحث فيه
عن التوفيق بين الأحاديث المتناقضة ظاهرا
Artinya: "Ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan(mempertemukan)
hadis-hadis yang(secara lahiriyah) isinya tampak berlawanan. "
Ilmu yang membahas
hadist-hadist yang lahirnya terjadi kontradiksi akan tetapi dapat
dikompromikan, baik dengan cara di-taqyid yang mutlak, takhshish al-‘am, atau dengan yang
lain.
Tujuan ilmu ini mengetahui hadist mana saja yang kontra satu dengan yang
lain dan bagaimana pemecahannya atau langkah-langkah apa yang dilakukan para
ulama dalam menyikapi hadist-hadist yang kontra tersebut.
7. Ilmu Gharib Al-Hadits
Artinya: “ Ilmu yang mempelajari makna matan hadist dari lafal yang sulit
dan asing bagi kebanyakan manusia, karena tidak umum dipakai orang Arab.”
Misalnya, hadist tentang
shalat: Shalatlah berdiri dan barang siapa yang tidak mampu berdiri
hendaklah duduk dan jika tidak mampu duduk, hendaklah tiduran diatas lambung. Tidur
di atas lambung termasuk gharib karena masih sulit atau kurang jelas
dipahami. Maksud hadist shalat diatas lambung apakag lambung sebelah kanan atau
yang sebelah kiri. Kemudian dijelaskan dengan perkataan Ali maka atas
lambung kanan.
Tujuan ilmu ini untuk
mengetahui mana kata-kata dalam hadis
yang tergolong gharib dan bagaimana metode para ulama memberikan interprestasi kalimat
gharib dalam hadis tersebut.
8. Ilmu Tashif wa Tahrif
Artinya: ilmu yang membahas hadis-hadis yang diubah titiknya (mushahhaf)
atau dirubah bentuknya (muharraf).
Misalnya kata:
Tujuannya mengetahui kata-kata atau nama-nama yang salah dalam sanad atau
matan hadis dan bagaimana sesungguhnya yang benar sehingga tidak terjadi
kesalahan terus menerus dalam penukilan dan mengetahui derajat kualitas
keceerdasan dan ke-dhabith-an seorang perawi.
9. Ilmu Mushthalah Al-Hadits
Artinya: “Ilmu yang membahas tentang pengertian istilah-istilah ahli hadist
dan yang dikenal antara mereka.”
Ilmu ini membicarakan
pengertian istilah-istilah yang dipergunakan ahli hadist dalam penelitian
hadist dan disepakati mereka, sehingga menjadi popular di tengah-tengah mereka.
Tujuannya memudahkan para
pengkaji dan peneliti hadist dalam mempelajari dan riset hadist, karena para
pengkaji dan peneliti tidak akan dapat melakukan kegiatannya dengan mudah tanpa
mengetahui istilah-istilah yang telah disepakati oleh para ulama.
10. Ilmu Fann Al-Mubhamat
Artinya: “ilmu yang membicarakan tentang sseorang yang samar namanya dalam
matan atau sanad”
Misalnya dalam hadist
banyak didapatkan hanya disebutkan seorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah, demikian juga dalam sanad disebutkan dari seorang laki-laki
meriwayatkan dan seterusnya.
Tujuan ilmu ini mengetahui
siapa sebenarnya nama-nama atau identitas orang-orang yang disebutkan dalam
matan atau sanad hadis yang masih samar-samar atau tersembunyi.
BAB III
(PENUTUP)
(PENUTUP)
KESIMPULAN
Cabang-cabang
Ilmu Al-Qur’an sangat penting. Begitu juga dengan cabang ilmu Hadits juga sangat penting untuk
kita pelajari, agar kita bisa mengetahui apakah hadits itu dapt diteria atau tidak
dan apa alasan jika hadits itu
tidak bisa diterima.
Ada ulama
yang mengatakan bahwa ilmu hadits itu ada 65 cabang, tapi disini kita mengambil
10 cabang saja, karena sebagian besar ulama lebih sering menggunakan 10 cabang
ilmu hadits ini.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Dr. H. Abdul
Khon, M.Ag, Ulumul Hadis, ( Jakarta : AMZAH, 2008)
3.
Ringkasan materi
Ilmu Hadist kelas XII Program Keagamaan, Man Yogyaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar