MAKALAH
PENDEKATAN STUDI ISLAM
DALAM HAL SEJARAH
Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas kuliah Pendekatan Studi Islam
Dosen Pengampu: Siti
Jauhariyah, M.Pd
Di susun Oleh :
1. Adi Joko
Prihantoro (13480004)
2. NoviaUtami (13480010)
3. Nur Istianti (13480031)
4. Diya Permata S (13480039)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
dan KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah PENDEKATAN STUDI ISLAM DALAM HAL SEJARAH. Dan juga kami
berterima kasih pada Jauhar Hatta.M.Ag selaku Dosen
mata kuliah pengantar studi islam yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
kami menyadari
bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan demi lebih sempurnanya
karya tulis ini. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Yogyakarta, 20 September 2013
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA
PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR
ISI..................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................
1
A.
Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
B.
Tujuan Penulisan............................................................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Pendekatan Sejarah dalam Studi Islam .......................................... 2
B.
Islam Sebagai Wahyu dan Produk Sejarah..................................... 3
C.
Fase-fase dan Periode dalam Sejarah Islam.................................... 4
BAB III. PENUTUP.......................................................................................... 8
A.
Kesimpulan..................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Islam adalah
agama yang dipeluk oleh banyak orang di dunia. Pertumbuhan jumlah umat Islam
ini akan terus meningkat. Berkenanan dengan hal itu, studi Islam bagi umat
Islam adalah hal yang sangat penting dilakukan, baik untuk kebaikannya di
dunia, maupun di akhirat nanti. Untuk kebaikan umat Islam di dunia, ia
bermanfaat bukan hanya untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan sebaik
mungkin peradaban, tetapi juga untuk menapaki peradaban di masa depan.
Sedangkan untuk kebaikannya di akhirat, ia bermanfaat sebagai pembelajaran yang
sangat berharga agar tidak terjerumus ke dalam jurang neraka. Secara umum ada
dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam melakukan studi Islam, yaitu
pendekatan doktriner dan pendekatan ilmiah. Pendekatan doktriner dalam studi
Islam adalah pendekatan dengan melihat Islam sebagai sebuah doktrin agama yang
harus dipraktikkan secara ideal. Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan
normatif. Sedangkan pendekatan ilmiah adalah pendekatan dengan melihat Islam
sebagai sebuah ilmu.
B.
RUSAN
MASALAH
1.
Bagaiman
pendekatan sejarah dalam studi islam?
2.
Apakah yang
di maksud islam sebagai wahyu dan produk sejarah?
3.
Ada berapa
fase dan periode yang terdapat dalam sejarah islam?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui
bagaimana tahapan pendekatan sejarah dalam studi islam
2.
Mengetahui
apa yang di maksud dengan wahyu dan produk sejarah
3.
Mengetahui
ada berapa fase dan periode yang terdapat dalam sejarah islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan sejarah dalam studi islam
Istilah sejarah dalam bahasa arab disebut tarikh yang secara harfiah berarti
ketentuan waktu, dan secara istilah berarti keterangan yang telah terjadi pada
masa lampau. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah merupakan terjemahan dari kata history yang secara harfiah diartikan the past experience of mankind, yakni
pengalaman umat manusia di masa lampau. Dalam bahasa yunani di sebut istoria yang berarti ilmu.
Definisi sejarah secara umum adalah ilmu yang membahas
berbagai masalah yang terjadi di masa lampau, baik yang berkaitan dengan
masalah sosial, politik ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama
dan gejala alam. Definisi ini memberikan pengertian bahwa sejarah tidak lebih
dari sebuah rekaman peristiwa masa lampau manusia dengan segala isinya. Sejarah
merupakan fakta yang benar-benar terjadi bukan yang seharusnya terjadi, sejarah
adalah realitas bukan idealitas. Oleh karena itu, pendekatan sejarah amat
dibutuhkan dalam upaya kita melakukan studi Islam.
Menurut Ibnu
Khaldun sejarah tidak hanya di pahami
sebagai suatu rakaman peristiwa masa lampau, tetapi juga penelaran kritis untuk
menemukan kebenaran suatu peristiwa pada masa lampau. Dengan demikian unsur
penting dalam sejarah adalah adanya peristiwa, adanya batasan waktu yaitu masa
lampau, adanya pelaku yaitu manusia, dan daya kritis dari peneliti sejarah. Pendekatan historis merupakan salah satu upaya melakukan studi Islam dengan menumbuhkan perenungan untuk
memperoleh hikmah dengan cara mempelajari sejarah nilai-nilai Islam yang
berisikan kisah dan perumpamaan.
B. Islam
sebagai wahyu dan produk sejarah
1. Islam
sebagai wahyu
Islam
biasanya didefinisikan sebagai berikut: al-islam
wahyun ilahiyun unzila ila nabiyyi muhammadin sallallahu ‘alaihi wasallama
lisa’adati al-dunya wa al-akhirah (islam adalah wahyu yang diturunkan
kepada nabi Muhammad saw sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan
di akhirat). Pada intinya islam adalah wahyu yang diturunkan kepada nabi
Muhammad saw.
Persoalan-persoalan
yang ada di sekitar Al-Qur’an yang dapat dijadikan sarana penelitian itu banyak
sekali. Tujuan studi Al-Qur’an bukan mempertanyakan kebenaran Al-Qur’an sebagai
wahyu, tetapi misalnya mempertanyakan: bagaimana cara membaca Al-qur’an, kenapa
cara membacanya begitu, berapa macam jenis bacaan itu, siapa yang menggunakan
jenis-jenis bacaan tertentu, apa kaitannya dengan bacaan sebelumnya, apa
sesungguhnya yang melatarbelakangi lahirnya suatu ayat,apa maksud ayat itu.
Maka lahirlah misalnya tafsir maudu’i yang
merupakan salah satu bentuk jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas.
Pertanyaan selanjutnya, kalau dahulu dipahami seperti itu, apakah sekarang
masih di pahami sama ataukah perlu pemahaman baru.
Topik yang
sudah umum adalah ilmu tafsir, studi
tekstual dan kontekstual. Sekarang ada juga studi hermeneutika Al-Qur’an, apa
hermeneutika Al-Qur’an dan bagaimana penerapannya dalam islam? Istilah ini
memang baru, yang kemungkinan belum dikenal para mufassir terdahulu. Satu hal
lagi juga patut diperhatikan dalam studi Al-Qur’an yaitu interdisipliner,
selain berbicara mengenai keimanan, ibadah, aturan-aturan, juga brbicara
tentang sebagian isyarat-isyarat ilmu pengetahuan. Maka ilmu-ilmu seperti
sosiologi, pertanian, dan semacamnya, dan lainnya perlu di pelajari untuk
memaami ayat-ayat Al-Qur’an. Persoalan utamanya adalah bagiamana kaitan antara
ilmu Al-Qur’an dengan ilmu-ilmu lain. Disinilah butuh studi interdisipliner.
Islam
dicerminkan sebagai hadits –hadits nabi Muhammad saw. Kita mengetahui dalam
sejarah adanya upaya pemalsuan hadits. Kita juga mengetahui bahwa imam Bukhari,
imam Muslim, imam Maliki lebih dahulu melakukan wudhu dan solat sebelum
mencatat haditsnya. Hal ini dilakukan sebagai usah kehati-hatian. Imam Muslim
dalam pengantarnya mengatakan, tadinya hadits yang di kumpulkan ada 300.000
buah, namun setelah di seleksi menjadi 6.000 buah. Pertanyaannya, dari mana dan
sudah meresap kemana saja sisanya itu? Persoalan-persoalan seperti ini
merupakan wilayah yang bisa digunakan kajian-kajian hermeneutika. Sama seperti
kajian terhadap Al-Qur’an yang membutuhkan studi interdisipliner, dalam hadits
usaha inipun perlu dilakukan.
2. Islam
sebagai produk sejarah dan sarana penelitian
Perlu
ditegaskan, ternyata ada produk islam yang merupakan produk sejarah. Konsep
khulafa al-rasyidin adalah produk sejarah,karena nama ini muncul belakangan.
Seluruh bangunan islam klasik, tengah, dan modern adalah produk sejarah.
Sejarah politik, ekonomi, dan sosial islam, sejarah regional islam di Pakistan,
di Asia Tenggara, di Indonesia, di Brunai darussalam dan dimanapun juga adalah
bagian dari islam sebagai produk sejarah. Tasawuf, akhlak sebagai ilmu adalah
produk sejarah. Akhlak sebagai nilai sumber dari wahyu, tetapi sebagai ilmu
yang di sistematiasi(akhlak terpuji dan akhlak tercela) akhlak adalah produk
sejarah. Produk itu sendiri merupakan hasil dari sebuah proses. Demikian juga
seni merupakan produk sejarah. Banyak pengtahuan kita tentang islam yang
sebenarnya merupakan produk sejarah. Karena itu semuanya dapat dan perlu di
jadikan sarana penelitian.
C. Fase-fase
dan periode dalam sejarah islam
Di kalangan
sejarawan terdapat perbedaan tentang saat di mulainya sejarah islam. Secara
umum, perbedaan pendapat itu dapat di bedakan menjadi dua. Fase yang pertama
sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah islam di mulai sejak nabi Muhammad
Saw diangkat menjadi rasul. Oleh karena itu, menurut pendapat pertama ini,
selama 13 tahun nabi Muhammad tinggal di mekah telah lahir masyarakat muslim
meskipun belum berdaulat. Fase kedua sebagian sejarawan berpendapat bahwa
sejarah umat islam di mulai sejak nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah. Muhammad
Saw tinggal di madinah tidak hanya sebagai rasul, tetapi juga sebagai pimpinan
atau kepala negara berdasarkan konstitusi yang di sebut piagam madinah.
Di samping perbedaan mengenai awal sejarah umat islam, sejarawan juga
berbeda pendapat dalam menentukan fase-fase atau periodesasi sejarah islam.
Paling tidak, ada dua periodesasi sejarah islam yang dibuat oleh ulama
Indonesia, yang dibuat oleh ulama’ Indonesia, yaitu A. Hasymy dan Harun
Nasution.
Menurut A. Hasymy (1978: 58)), periodesasi sejarah islam adalah sebagai
berikut.
1.
Permulaan
Islam (610-661 M)
2.
Daulah
Ammawiyah (661-750 M)
3.
Daulah
Abassiyah I (750-847 M)
4.
Daulah
Abassiyah II (847-946 M)
5.
Daulah
Abassiyah III (946-1075 M)
6.
Daulah
Mughal (1261-1520 M)
7.
Daulah
Utsmaniah (1520-1801 M)
8.
Kebangkitan
(1801-Sekarang)
Berbeda dengan A. Hasymy, Harun Nasution (1975: 13-4) dan Nourouzaman
Shidiqi (1986: 12) membagi sejarah islam menjadi tiga periode, yaitu sebagai
berikut.
1.
Periode
Klasik (650-1250 M)
2.
Periode
Pertengahan (1250-1800 M)
3.
Periode
Modern (1800-Sekarang)
Untuk kepentingan analisis, periodesasi sejarah Islam yang dipakai dalam
kesempatan ini adalah periodesasi yang dibuat oleh ulama pada umumnya, yaitu
sejarah Islam periodev klasik, pertengahan, dan modern.
Islam periode klasik
Perkembangan
Islam klasik ditandai dengan perluasan wilayah.
Pada tahun 620 M, Nabi Muhammad Saw membuat persetujuan dengan sejumlah
penduduk Yastrib yang terkemuka yang membuat ia dan pengikutnya diterima di
kalangan mereka. Didahului dengan kelompok kecil yang bisa dipercaya, kemudian
Nabi Muhammad berhijrah ke Yastrib, setelah itu Yastrib disebut Madinah.
Di madinah, umat Islam dikelompokkan menjadi dua: Muhajirin dan Anshar.
Setelah kkedudukan Islam menentukan langkah berikutnya, yaitumenaklukan Mekah
setelah sebelumnya melakukan perundingan yang hampir tanpa kekerasan.
Setelah Nabi Muhammad Saw wafat, umat Islam beriktikaf tentang
penggantinya. Menurut satu versi Nabi Muhammad Saw telah menentukan
penggantinya dengan cara wasiat. Sedangkan versi kedua berpendapat bahwa Nabi
Muhammad Saw tidak menentukan penggantinya, sehingga mereka bermusyawarah di
Tsaqifah Bani Sa’dah untuk memilih pengganti Nabi.
Tidak lama setelah dipimpin oleh khalifah, umat Islam umat Islam yang pada
waktu itu pada umumnya bersal dari suku-suku Arab. Mulai melakukan berbagai
penaklukan. Pada tahun 633 M, pasukan Islam dikirim ke Syuriah di Utara dan
Persia Timur. Enam tahun kemudian, umat Islam maju ke Barat, dan sungai Nil di
duduki. Setelah itu, beberapa kota satu persatu berhasil ditaklikkan, seperti
Damaskus (635 M), Bait al-Maqdist, Mesopotamia, Babilonia dan Hulwan (640 M),
Nihawand (642 M), Isfahan (643 M), Persia, Iskandariah (642 M), Mesir (639-641
M), Tripoli (647 M), dan siprus (649 M).
Akhir kekuasaan al-khulafaur al-rasyidin ditandai dengan terpecahnya umat islam
menjadi dua kubu besar: pendukung Ali bin Abi Thalib dan pendukung Mu’awiyah
bin abi Sufyan yang ketika itu berkedudukan sebagai gubernur Syuriah. Perang
dua kubu inin diakhiri dengan perdamaian yang dalam sejarah dikenal dengan
tahkim.
Pada akhir abad ke-7 M. umat Islam melakukan penjajagan yang dipimpin dan
Samudra Atlantik (711 M). mereka akhirnya sampai di Eropa.
Umat Islam berkembang sedemikian rupa sehingga menguasai berbagai ilmu
pendidikan , baik dalam bidang astronomi, optik, kimia, fisika , geografi, dan
kedokteran. Bahkan dalam bidang ilmu-ilmu agama yang hidup pada waktu itu
seperti bidang tafsir, bidang hadist, bidang fiqih, bidang tasawuf, dan bidang
sejarah.
Islam periode pertengahan (1250-1800 M)
Islam zaman pertengahan dibagi menjadi dua: zaman kemunduran dan zaman tiga
kerajaan besar. Zaman kemunduran berlangsung sekitar 250 tahun (1250-1500 M),
dan zaman tiga kerajaan besar berlangsung selam 300 tahun (1500-1800 M).
Kemunduran umat Islam pada zaman pertengahan diawali dengan kehancuran
Baghdad oleh Hulagu Khan (cucu Jengis Khan). Dari Baghdad, ia meneruskan
serangan ke Suriah dan Mesir. Tetapi di Mesir ia berhasil dipukul mundur oleh
Baybars, jenderal Mamluk di Ain Jalut. Baghdad selanjutnya diperintah oleh
Dinasti Ilkhan.
Perpecahan juga terjadi diantara para pengikut mazhab fiqih. Para ulama
pengikut mazhab disibukkan dengan kegiatan pembelaan dan penguatan mazhab yang
dianutnya, bahkan cenderung beranggapan bahwa mazhabnyalah yang paling benar.
Hal ini mendorong semakin turunnya semangat ijtihad dan akhirnya meninggalkan
ijtihad. Akhirnya fikih tidak berkembang yang berkembang adalah budaya ittiba’
dan taqlid.
Fase tiga kerajaan besar berlangsung selama 300 tahun (1500-1800 M). tiga
kerajaan ini yang dimaksud adalah kerajaan Utsmani di Turki (1290-1924),
kerajaan Safawi di Persia (1501-1738), dan kerajaaan Mughal (1526-1858).
Kemajuan tiga kerajaan besar ini tidak bertahan lama karena adanya
kerusakan internal dan serangan dari luar.
Akhirnya satu demi satu berjatuhan digantikan oleh kekuatan lain.
Kerajaaan Utsmani digantikan oleh Republik Turki, Safawi di Persia digantikan
oleh Dinasti Qatar, dan kerajaan India diganti oleh penjajah Inggris. Usaha
ketiga kerajaan basar ini untuk memajukan Islam tidak berhasil dan umat Islam
mengalami fase kemunduran kedua.
Islam periode modern (sejak 1800 M)
Periode modern disebut pula oleh Harun Nasutin sebagai zaman kebangkitan
Islam. Ekspedisi Napoeleon yang berakhir tahun 1801 membuka mata umat Islam,
terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam disamping
kekuatan dan kemajuan barat.
Ekspedisi Napoloen di Mesir memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan membawa
167 ahli dalam bidang berbagai cabang ilmu. Dia pun membawa dua set alat
percetakan huruf latin, Arab dan Yunani. Ekspedisi itu dating bukan untuk
kepentingan militer, tetapi juga untuk kepentingan Ilmiah. Ide-ide baru
yang diperkenalkan Napoleon di Mesir adalah (a) sistem Negara republic yang
kepala negaranya dipilih untuk jangka waktu tertentu. (b) persaman, dan (c)
kebangsaan.
Raja dan para pemuka Islam mulai berpikir dan mencari jalan keluar untuk
mengembalikan balance of power yang
telah membahayakan umat Islam. Maka timbullah gerakan pembaharuan yang
dilakukan berbagai Negara, terutama Turki Utsmani dan Mesir.
Demikian sejarah Islam yang pada kontak Islam dan barat pertama menampilkan
keunggulan peradaban Islam atas barat. Sedangkan dalam kontak berikutnya,
menmpilkan keunggulan peradaban barat atas Islam, dan perdaban kita sekarang
masih ketinggalan dari Barat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Definisi
sejarah secara umum adalah ilmu yang membahas berbagai masalah yang terjadi di
masa lampau, baik yang berkaitan dengan masalah sosial, politik ekonomi,
budaya, ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama dan gejala alam. Sejarah
merupakan fakta yang benar-benar terjadi bukan yang seharusnya terjadi, sejarah
adalah realitas bukan idealitas. Unsur penting dalam sejarah adalah adanya
peristiwa, adanya batasan waktu yaitu masa lampau, adanya pelaku yaitu manusia,
dan daya kritis dari peneliti sejarah.
Islam
sebagai wahyu yaitu islam adalah wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw
sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Islam
sebagai produk sejarah yaitu semua aspek kehidupan. Baik bangunan, sejarah
politik, ekonomi, dan sosial islam, sejarah regional islam serta ilmu-ilmu
tentang islam merupakan produk sejarah.
Fase dalam
sejarah islam ada dua, menurut pendapat yang pertama selama 13 tahun nabi
Muhammad di Mekah telah lahir masyarakat muslim meski belum berdaulat. Yang ke
dua sejarah islam di mulai sejak nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
Periodesasi
sejarah islam ada tiga, yang pertama periode klasik yang di mulai pada tahun
620M, yang ke dua periode pertengahan yang di mulai pada tahun 1250M, yang ke
tiga periode modern yang di mulai pada tahun 1800M.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim,Abdul
Atang dan Mubarok,Jaih.2000.Metodologi
Studi Islam:Bandung.PT Remaja Rosdakarya
Mudhar,Atho Muhammad.1998.Pendekatan Studi Islam:Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar