Sabtu, 23 November 2013

MAKALAH PENDEKATAN STUDI ISLAM DALAM HAL SEJARAH



MAKALAH
PENDEKATAN STUDI ISLAM DALAM HAL SEJARAH
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas kuliah Pendekatan Studi Islam
Dosen Pengampu: Siti Jauhariyah, M.Pd

Di susun Oleh :

1.      Adi Joko Prihantoro         (13480004)
2.      NoviaUtami                      (13480010)
3.      Nur Istianti                       (13480031)
4.      Diya Permata S                 (13480039)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH dan KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah PENDEKATAN STUDI ISLAM DALAM HAL SEJARAH. Dan juga kami berterima kasih pada Jauhar Hatta.M.Ag selaku Dosen mata kuliah pengantar studi islam yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
kami menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi lebih sempurnanya karya tulis ini. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.








Yogyakarta, 20 September 2013









DAFTAR ISI
                                                                                                               Halaman       
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I.   PENDAHULUAN............................................................................. 1
               A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
               B. Tujuan Penulisan............................................................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN
               A. Pendekatan Sejarah dalam Studi Islam .......................................... 2
               B. Islam Sebagai Wahyu dan Produk Sejarah..................................... 3
               C. Fase-fase dan Periode dalam Sejarah Islam.................................... 4
BAB III. PENUTUP.......................................................................................... 8
               A. Kesimpulan..................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 9


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Islam adalah agama yang dipeluk oleh banyak orang di dunia. Pertumbuhan jumlah umat Islam ini akan terus meningkat. Berkenanan dengan hal itu, studi Islam bagi umat Islam adalah hal yang sangat penting dilakukan, baik untuk kebaikannya di dunia, maupun di akhirat nanti. Untuk kebaikan umat Islam di dunia, ia bermanfaat bukan hanya untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan sebaik mungkin peradaban, tetapi juga untuk menapaki peradaban di masa depan. Sedangkan untuk kebaikannya di akhirat, ia bermanfaat sebagai pembelajaran yang sangat berharga agar tidak terjerumus ke dalam jurang neraka. Secara umum ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam melakukan studi Islam, yaitu pendekatan doktriner dan pendekatan ilmiah. Pendekatan doktriner dalam studi Islam adalah pendekatan dengan melihat Islam sebagai sebuah doktrin agama yang harus dipraktikkan secara ideal. Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan normatif. Sedangkan pendekatan ilmiah adalah pendekatan dengan melihat Islam sebagai sebuah ilmu.

B.     RUSAN MASALAH

1.      Bagaiman pendekatan sejarah dalam studi islam?
2.      Apakah yang di maksud islam sebagai wahyu dan produk sejarah?
3.      Ada berapa fase dan periode yang terdapat dalam sejarah islam?

C.     TUJUAN
1.      Mengetahui bagaimana tahapan pendekatan sejarah dalam studi islam
2.      Mengetahui apa yang di maksud dengan wahyu dan produk sejarah
3.      Mengetahui ada berapa fase dan periode yang terdapat dalam sejarah islam





BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pendekatan sejarah dalam studi islam
Istilah sejarah dalam bahasa arab disebut tarikh yang secara harfiah berarti ketentuan waktu, dan secara istilah berarti keterangan yang telah terjadi pada masa lampau. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah merupakan terjemahan dari kata history yang secara harfiah diartikan the past experience of mankind, yakni pengalaman umat manusia di masa lampau. Dalam bahasa yunani di sebut istoria yang berarti ilmu.
Definisi sejarah secara umum adalah ilmu yang membahas berbagai masalah yang terjadi di masa lampau, baik yang berkaitan dengan masalah sosial, politik ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama dan gejala alam. Definisi ini memberikan pengertian bahwa sejarah tidak lebih dari sebuah rekaman peristiwa masa lampau manusia dengan segala isinya. Sejarah merupakan fakta yang benar-benar terjadi bukan yang seharusnya terjadi, sejarah adalah realitas bukan idealitas. Oleh karena itu, pendekatan sejarah amat dibutuhkan dalam upaya kita melakukan studi Islam.
Menurut Ibnu Khaldun sejarah tidak hanya di  pahami sebagai suatu rakaman peristiwa masa lampau, tetapi juga penelaran kritis untuk menemukan kebenaran suatu peristiwa pada masa lampau. Dengan demikian unsur penting dalam sejarah adalah adanya peristiwa, adanya batasan waktu yaitu masa lampau, adanya pelaku yaitu manusia, dan daya kritis dari peneliti sejarah. Pendekatan historis merupakan salah satu upaya melakukan studi Islam dengan menumbuhkan perenungan untuk memperoleh hikmah dengan cara mempelajari sejarah nilai-nilai Islam yang berisikan kisah dan perumpamaan.



B.     Islam sebagai wahyu dan produk sejarah
1.      Islam sebagai wahyu
Islam biasanya didefinisikan sebagai berikut: al-islam wahyun ilahiyun unzila ila nabiyyi muhammadin sallallahu ‘alaihi wasallama lisa’adati al-dunya wa al-akhirah (islam adalah wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat). Pada intinya islam adalah wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw.
Persoalan-persoalan yang ada di sekitar Al-Qur’an yang dapat dijadikan sarana penelitian itu banyak sekali. Tujuan studi Al-Qur’an bukan mempertanyakan kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu, tetapi misalnya mempertanyakan: bagaimana cara membaca Al-qur’an, kenapa cara membacanya begitu, berapa macam jenis bacaan itu, siapa yang menggunakan jenis-jenis bacaan tertentu, apa kaitannya dengan bacaan sebelumnya, apa sesungguhnya yang melatarbelakangi lahirnya suatu ayat,apa maksud ayat itu. Maka lahirlah misalnya tafsir maudu’i yang merupakan salah satu bentuk jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas. Pertanyaan selanjutnya, kalau dahulu dipahami seperti itu, apakah sekarang masih di pahami sama ataukah perlu pemahaman baru.
Topik yang sudah umum adalah ilmu tafsir, studi tekstual dan kontekstual. Sekarang ada juga studi hermeneutika Al-Qur’an, apa hermeneutika Al-Qur’an dan bagaimana penerapannya dalam islam? Istilah ini memang baru, yang kemungkinan belum dikenal para mufassir terdahulu. Satu hal lagi juga patut diperhatikan dalam studi Al-Qur’an yaitu interdisipliner, selain berbicara mengenai keimanan, ibadah, aturan-aturan, juga brbicara tentang sebagian isyarat-isyarat ilmu pengetahuan. Maka ilmu-ilmu seperti sosiologi, pertanian, dan semacamnya, dan lainnya perlu di pelajari untuk memaami ayat-ayat Al-Qur’an. Persoalan utamanya adalah bagiamana kaitan antara ilmu Al-Qur’an dengan ilmu-ilmu lain. Disinilah butuh studi interdisipliner.
Islam dicerminkan sebagai hadits –hadits nabi Muhammad saw. Kita mengetahui dalam sejarah adanya upaya pemalsuan hadits. Kita juga mengetahui bahwa imam Bukhari, imam Muslim, imam Maliki lebih dahulu melakukan wudhu dan solat sebelum mencatat haditsnya. Hal ini dilakukan sebagai usah kehati-hatian. Imam Muslim dalam pengantarnya mengatakan, tadinya hadits yang di kumpulkan ada 300.000 buah, namun setelah di seleksi menjadi 6.000 buah. Pertanyaannya, dari mana dan sudah meresap kemana saja sisanya itu? Persoalan-persoalan seperti ini merupakan wilayah yang bisa digunakan kajian-kajian hermeneutika. Sama seperti kajian terhadap Al-Qur’an yang membutuhkan studi interdisipliner, dalam hadits usaha inipun perlu dilakukan.
2.      Islam sebagai produk sejarah dan sarana penelitian
Perlu ditegaskan, ternyata ada produk islam yang merupakan produk sejarah. Konsep khulafa al-rasyidin adalah produk sejarah,karena nama ini muncul belakangan. Seluruh bangunan islam klasik, tengah, dan modern adalah produk sejarah. Sejarah politik, ekonomi, dan sosial islam, sejarah regional islam di Pakistan, di Asia Tenggara, di Indonesia, di Brunai darussalam dan dimanapun juga adalah bagian dari islam sebagai produk sejarah. Tasawuf, akhlak sebagai ilmu adalah produk sejarah. Akhlak sebagai nilai sumber dari wahyu, tetapi sebagai ilmu yang di sistematiasi(akhlak terpuji dan akhlak tercela) akhlak adalah produk sejarah. Produk itu sendiri merupakan hasil dari sebuah proses. Demikian juga seni merupakan produk sejarah. Banyak pengtahuan kita tentang islam yang sebenarnya merupakan produk sejarah. Karena itu semuanya dapat dan perlu di jadikan sarana penelitian.
C.    Fase-fase dan periode dalam sejarah islam
Di kalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat di mulainya sejarah islam. Secara umum, perbedaan pendapat itu dapat di bedakan menjadi dua. Fase yang pertama sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah islam di mulai sejak nabi Muhammad Saw diangkat menjadi rasul. Oleh karena itu, menurut pendapat pertama ini, selama 13 tahun nabi Muhammad tinggal di mekah telah lahir masyarakat muslim meskipun belum berdaulat. Fase kedua sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah umat islam di mulai sejak nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah. Muhammad Saw tinggal di madinah tidak hanya sebagai rasul, tetapi juga sebagai pimpinan atau kepala negara berdasarkan konstitusi yang di sebut piagam madinah.
Di samping perbedaan mengenai awal sejarah umat islam, sejarawan juga berbeda pendapat dalam menentukan fase-fase atau periodesasi sejarah islam. Paling tidak, ada dua periodesasi sejarah islam yang dibuat oleh ulama Indonesia, yang dibuat oleh ulama’ Indonesia, yaitu A. Hasymy dan Harun Nasution.


Menurut A. Hasymy (1978: 58)), periodesasi sejarah islam adalah sebagai berikut.
1.      Permulaan Islam (610-661 M)
2.      Daulah Ammawiyah (661-750 M)
3.      Daulah Abassiyah I (750-847 M)
4.      Daulah Abassiyah II (847-946 M)
5.      Daulah Abassiyah III (946-1075 M)
6.      Daulah Mughal (1261-1520 M)
7.      Daulah Utsmaniah (1520-1801 M)
8.      Kebangkitan (1801-Sekarang)
Berbeda dengan A. Hasymy, Harun Nasution (1975: 13-4) dan Nourouzaman Shidiqi (1986: 12) membagi sejarah islam menjadi tiga periode, yaitu sebagai berikut.
1.      Periode Klasik (650-1250 M)
2.      Periode Pertengahan (1250-1800 M)
3.      Periode Modern (1800-Sekarang)
Untuk kepentingan analisis, periodesasi sejarah Islam yang dipakai dalam kesempatan ini adalah periodesasi yang dibuat oleh ulama pada umumnya, yaitu sejarah Islam periodev klasik, pertengahan, dan modern.
Islam periode klasik
Perkembangan Islam klasik ditandai dengan perluasan wilayah.
Pada tahun 620 M, Nabi Muhammad Saw membuat persetujuan dengan sejumlah penduduk Yastrib yang terkemuka yang membuat ia dan pengikutnya diterima di kalangan mereka. Didahului dengan kelompok kecil yang bisa dipercaya, kemudian Nabi Muhammad berhijrah ke Yastrib, setelah itu Yastrib disebut Madinah.
Di madinah, umat Islam dikelompokkan menjadi dua: Muhajirin dan Anshar. Setelah kkedudukan Islam menentukan langkah berikutnya, yaitumenaklukan Mekah setelah sebelumnya melakukan perundingan yang hampir tanpa kekerasan.
Setelah Nabi Muhammad Saw wafat, umat Islam beriktikaf tentang penggantinya. Menurut satu versi Nabi Muhammad Saw telah menentukan penggantinya dengan cara wasiat. Sedangkan versi kedua berpendapat bahwa Nabi Muhammad Saw tidak menentukan penggantinya, sehingga mereka bermusyawarah di Tsaqifah Bani Sa’dah untuk memilih pengganti Nabi.
Tidak lama setelah dipimpin oleh khalifah, umat Islam umat Islam yang pada waktu itu pada umumnya bersal dari suku-suku Arab. Mulai melakukan berbagai penaklukan. Pada tahun 633 M, pasukan Islam dikirim ke Syuriah di Utara dan Persia Timur. Enam tahun kemudian, umat Islam maju ke Barat, dan sungai Nil di duduki. Setelah itu, beberapa kota satu persatu berhasil ditaklikkan, seperti Damaskus (635 M), Bait al-Maqdist, Mesopotamia, Babilonia dan Hulwan (640 M), Nihawand (642 M), Isfahan (643 M), Persia, Iskandariah (642 M), Mesir (639-641 M), Tripoli (647 M), dan siprus (649 M).
Akhir  kekuasaan al-khulafaur al-rasyidin ditandai dengan terpecahnya umat islam menjadi dua kubu besar: pendukung Ali bin Abi Thalib dan pendukung Mu’awiyah bin abi Sufyan yang ketika itu berkedudukan sebagai gubernur Syuriah. Perang dua kubu inin diakhiri dengan perdamaian yang dalam sejarah dikenal dengan tahkim.
Pada akhir abad ke-7 M. umat Islam melakukan penjajagan yang dipimpin dan Samudra Atlantik (711 M). mereka akhirnya sampai di Eropa.
Umat Islam berkembang sedemikian rupa sehingga menguasai berbagai ilmu pendidikan , baik dalam bidang astronomi, optik, kimia, fisika , geografi, dan kedokteran. Bahkan dalam bidang ilmu-ilmu agama yang hidup pada waktu itu seperti bidang tafsir, bidang hadist, bidang fiqih, bidang tasawuf, dan bidang sejarah.
Islam periode pertengahan (1250-1800 M)
Islam zaman pertengahan dibagi menjadi dua: zaman kemunduran dan zaman tiga kerajaan besar. Zaman kemunduran berlangsung sekitar 250 tahun (1250-1500 M), dan zaman tiga kerajaan besar berlangsung selam 300 tahun (1500-1800 M).
Kemunduran umat Islam pada zaman pertengahan diawali dengan kehancuran Baghdad oleh Hulagu Khan (cucu Jengis Khan). Dari Baghdad, ia meneruskan serangan ke Suriah dan Mesir. Tetapi di Mesir ia berhasil dipukul mundur oleh Baybars, jenderal Mamluk di Ain Jalut. Baghdad selanjutnya diperintah oleh Dinasti Ilkhan.
Perpecahan juga terjadi diantara para pengikut mazhab fiqih. Para ulama pengikut mazhab disibukkan dengan kegiatan pembelaan dan penguatan mazhab yang dianutnya, bahkan cenderung beranggapan bahwa mazhabnyalah yang paling benar. Hal ini mendorong semakin turunnya semangat ijtihad dan akhirnya meninggalkan ijtihad. Akhirnya fikih tidak berkembang yang berkembang adalah budaya ittiba’ dan taqlid.
Fase tiga kerajaan besar berlangsung selama 300 tahun (1500-1800 M). tiga kerajaan ini yang dimaksud adalah kerajaan Utsmani di Turki (1290-1924), kerajaan Safawi di Persia (1501-1738), dan kerajaaan Mughal (1526-1858).
Kemajuan tiga kerajaan besar ini tidak bertahan lama karena adanya kerusakan internal dan serangan dari luar.  Akhirnya satu demi satu berjatuhan digantikan oleh kekuatan lain. Kerajaaan Utsmani digantikan oleh Republik Turki, Safawi di Persia digantikan oleh Dinasti Qatar, dan kerajaan India diganti oleh penjajah Inggris. Usaha ketiga kerajaan basar ini untuk memajukan Islam tidak berhasil dan umat Islam mengalami fase kemunduran kedua.
Islam periode modern (sejak 1800 M)
Periode modern disebut pula oleh Harun Nasutin sebagai zaman kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoeleon yang berakhir tahun 1801 membuka mata umat Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam disamping kekuatan dan kemajuan barat.
Ekspedisi Napoloen di Mesir memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan membawa 167 ahli dalam bidang berbagai cabang ilmu. Dia pun membawa dua set alat percetakan huruf latin, Arab dan Yunani. Ekspedisi itu dating bukan untuk kepentingan militer, tetapi juga untuk kepentingan Ilmiah.   Ide-ide baru yang diperkenalkan Napoleon di Mesir adalah (a) sistem Negara republic yang kepala negaranya dipilih untuk jangka waktu tertentu. (b) persaman, dan (c) kebangsaan.
Raja dan para pemuka Islam mulai berpikir dan mencari jalan keluar untuk mengembalikan balance of power yang telah membahayakan umat Islam. Maka timbullah gerakan pembaharuan yang dilakukan berbagai Negara, terutama Turki Utsmani dan Mesir.
Demikian sejarah Islam yang pada kontak Islam dan barat pertama menampilkan keunggulan peradaban Islam atas barat. Sedangkan dalam kontak berikutnya, menmpilkan keunggulan peradaban barat atas Islam, dan perdaban kita sekarang masih ketinggalan dari Barat.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Definisi sejarah secara umum adalah ilmu yang membahas berbagai masalah yang terjadi di masa lampau, baik yang berkaitan dengan masalah sosial, politik ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama dan gejala alam. Sejarah merupakan fakta yang benar-benar terjadi bukan yang seharusnya terjadi, sejarah adalah realitas bukan idealitas. Unsur penting dalam sejarah adalah adanya peristiwa, adanya batasan waktu yaitu masa lampau, adanya pelaku yaitu manusia, dan daya kritis dari peneliti sejarah.
Islam sebagai wahyu yaitu islam adalah wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Islam sebagai produk sejarah yaitu semua aspek kehidupan. Baik bangunan, sejarah politik, ekonomi, dan sosial islam, sejarah regional islam serta ilmu-ilmu tentang islam merupakan produk sejarah.
Fase dalam sejarah islam ada dua, menurut pendapat yang pertama selama 13 tahun nabi Muhammad di Mekah telah lahir masyarakat muslim meski belum berdaulat. Yang ke dua sejarah islam di mulai sejak nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
Periodesasi sejarah islam ada tiga, yang pertama periode klasik yang di mulai pada tahun 620M, yang ke dua periode pertengahan yang di mulai pada tahun 1250M, yang ke tiga periode modern yang di mulai pada tahun 1800M.


DAFTAR PUSTAKA

Hakim,Abdul Atang dan Mubarok,Jaih.2000.Metodologi Studi Islam:Bandung.PT Remaja Rosdakarya
Mudhar,Atho Muhammad.1998.Pendekatan Studi Islam:Pustaka




Tidak ada komentar:

Posting Komentar